Selasa, 30 Mei 2017




BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Gelatin adalah Produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin merupakan protein yang larut yang bias bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya kulit), dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan pangan bukan bahan tambahan pangan.
Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin juga sangat penting untuk bahan pembuatan kapsul pada obat. Indonesia menggunakan kapsul keras, bahan baku untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Kapsul keras (hard capsule) merupakan pengembangan obat yang isinya dalam bentuk serbuk. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air, dan 2 - 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hamper tidak terkandung dalam gelatin yaitu Triptofan. Gelatin mempunyai sifat mudah larut dengan air liur dan juga kenyal.
Umumnya gelatin diproduksi dari bahan yang kaya akan kolagen baik tulang amupun kulit. Kulit dan tulang dapat diperoleh dari hewan seperti sapi atau babi. Akan tetapi, apabila gelatin dibuat dengan menggunakan kulit atau tulang sapi akan memerlukan proses lama dan butuh bahan kimia untuk penetral lebih banyak sehingga memerlukan banyak biaya yang sangat mahal. Babi merupakan salah satu bahan baku yang sanga mudah dimanfaatkan untuk bahan baku gelatin. Mengingat babi mudah dibudidayakan pada kondisi yang fleksibel dan kandungan kolagen dalam babi sangat besar, maka banyak perusahaan atau masyarakat yang menggunakan babi sebagai bahan baku pembuatan gelatin.
Banyaknya pembuatan gelatin dari bahan baku babi membuat sebagian orang khususnya yang beragama Islam menjadi khawatir akan kehalalan dari produk tersebut. Selain itu, Negara Indonesia sendiri tidak bisa memproduksi gelatin di dalam negeri, melainkan harus banyak mengimpor dari Negara tetangga. Mengingat banyaknya produsen luar negeri yang sering menggunakan bahan baku babi untuk memproduksi gelatin, maka kehalalan dari produksi tersebut diragukan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Di Indonesia yang mayoritas warganya menganut agama Islam, penggunaan cangkang kapsul yang bahan bakunya dari babi tentu sangat dihindari. Masa kini, para peneliti sedang mengupayakan agar terciptanya inovasi dalam pembuatan cangkang kapsul dari bahan baku alternatif selain dari hewan dengan bahan baku yang mudah didapat dan dengan kualitas yang sama bahkan jauh lebih baik.












1.2  Rumusan Masalah
1)    Apa yang dimaksud dengan sediaan kapsul dan jenis-jenisnya ?
2)    Apa kelebihan dan kekurangan sediaan kapsul ?
3)    Bagaimana cara pembuatan sediaan kapsul ?
4)    Bagaimana cara perhitungan atau penimbangan bahan dalam resep ?
1.3  Tujuan
1)    Untuk mengetahui sediaan kapsul dan jenins-jenisnya.
2)    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan kapsul.
3)    Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan kapsul.
4)    Untuk mengetahui perhitungan atau penimbangan bahan dalam resep.


















BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA
II.1  Dasar Teori
          Kapsul  adalah  bentuk  sediaan  padat  yang  terbungkus  dalam  suatu  cangkang  keras  ataupun  lunak  yang  padat  larut (Syamsuni, 2012).  Cangkang  kapsul  di  buat  dari  gelatin  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan  lainnya.  Cangkang  juga  dapat  di  buat  dari  metilselulosa  atau  bahan  lainnya  yang  cocok (Anief, 2012).
       Ukuran  kapsul  menujukkan  ukuran  volume  dari  kapsul  dan  di kenal  8  macam  ukuran,  yaitu  000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5.  Ukuran 000  adalah  ukuran  kapsul  untuk  hewan,  sedangkan  untuk  pasien  ukuran  terbesar  adalah  00. Ukuran  kapsul  bermacam-macam  baik  panjang  atau  pendek,  dengan  bentuk  bervariasi,  misalnya  bulat,  oval,  panjang  dan  silinder (Anonim, 2007).
Macaam-macam  kapsul (Lia Amalia, 2003)
1.      Kapsul  cangkang  keras (capsulae durae, hard capsul)
Contohnya  kapsul  tetrasiklin,  kapsul  kloramfenikol dan kapsul  Sianokobalamin.
2.      Kapsul  cangkang  lunak (capsulae molles, soft capsule)
Contohnya  kapsul  minyak  ikan  dan  kapsul  vitamin.
Keuntungan  bentuk  sediaan  kapsul : (Syamsuni, 2005)
1.        Bentuk  menari  dan  praktis.
2.        Tidak  berasa  sehingga  bisa  menutup  rasa  dan  bau  dari  obat  yang  kurang  enak.
3.        Mudah  di  telan  dan  cepat  hancur/larut  di  dalam  perut,  sehingga  bahan  cepat  segera  di  absorbs (diserap)  usus.
4.        Dokter  dapat  memberikan  resep  dengan  kombinasi  dari  bermacam-macam  bahan  obat  dan  dengan  dosis  yang  berbeda-beda  menurut  kebutuhan  seorang  pasien.
5.        Kapsul  dapat  di  isi  dengan  cepat  tidak  memerlukan  bahan  penolong  seperti  pada  pembuatan  pil  atau  tablet  yang  mungkin  mempengaruhi  absorpsi  bahan  obatnya.
Kerugian  bentuk  sediaan  kapsul : (Syamsuni 2005)
1.      Tidak  bisa  untuk  zat-zat  mudah  menguap  sebab  pori-pori  cangkang  tidak  menahan  penguapan.
2.      Tidak  untuk  zat-zat  yang  higroskopis.
3.      Tidak  untuk  zat-zat  yang  bereaksi  dengan  cangkang  kapsul.
4.      Tidak  untuk  balita.
5.      Tidak  bisa  dibagi (missal ½ kapsul).
Ada 3 cara  pembuatan(Syamsuni 2005)
1.      Dengan tangan
Cara  ini merupakan  cara  yang  paling  sederhana  karena  hanya  menggunakan  tangan,  tanpa  menggunakan  alat.
2.      Dengan  alat  bukan  mesin
Alat  yang  di  maksud  di  sini  adalah  berupa  alat  manual  yang  pengerjaannya  tidak  menggunakan  mesin  dan  listrik.
3.    Dengan  mesin
Untuk  produksi  obat  kapsul  secara  besar-besaran,  perlu  menggunakan  mesin  untuk  membantu  pengisian  kapsul.



Syarat-syarat  Kapsul: (Syamsuni 2005)
1.         Keseragaman  Bobot
Menurut  FI.III, dibagi  menjadi  dua  kelompok,  yaitu :
a.    Kapsul  berisi  obat  kering
b.    Kapsul  berisi  obat  cair  atau  pasta
2.         Waktu  Hancur
3.         Keseragaman  Sediaan
4.         Uji Disolusi



II.2  Materi Praktikum
1.      Menyalin resep
dr. samsunar
SIP : 2345/IPDU/2001
Jl, Ld.Hadi No.201, Kendari
Telp. (0401) – 3193560
   No.                                                                      Tgl.
      R/   r/    Paracetamol                             250 mg
                Ctm                                          4 mg
                            GG                                          1 tab


m.f caps dtd                                  no. XX
S.P.r.n caps                                   1 × maks dd

Pro : Dian (25 tahun)

                Keterangan :
m.f caps (misce fac capsule) : Campur, Buatlah kapsul
d td  (denture tales dosis / da tales dosis) : Berikanlah dengan takaran /    Sebanyak itu.
No. XX (nomero xx) : Jumlah 20
S.P.r.n caps (Signa Pro re nata) : Tanda kadang-kadang bila diperlukan
1 × maks dd (1 × maksimal de die) : 3 × 1 setiap hari
Pro (pro) : Untuk


2.      Scrining resep
1)   Scrining Administrasi
Bagian resep
Kelengkapan
Ada
Tidak ada
Keterangan
Inscriptio
Nama dokter
ü  
-
dr. samsunar
SIP
ü  
-
2345/IPDU/2001
Alamat dokter
ü   
-
Jl. Ld.Hadi No.201
No. Telp/Hp
ü   
-
(0401) – 3193560
Tempat dan tanggal penulisan resep
-
ü  
Tidak tercantum dalam resep (19-11-2016)
Prescriptio
Nama dan jumlah obat
ü   
-
Paracetamol 250 mg, CTM 4 mg, GG 1 tab.
Sediaan akhir 20 kapsul.
Bentuk sediaan
-
ü   
Tidak tercantum dalam resep (Capsul)
Signatur
Nama pasien
ü   
-
Dian
Umur pasien
ü   
-
25 tahun
Alamat pasien
-
ü   
Tidak tercantum dalam resep (Jl. A.H Nasution Andonuhu Kendari)
No. telp/hp
-
ü   
Tidak tercantum dalam resep (082271300952)
Aturan pakai
ü   
-
3 × 1 sehari
Subscriptio
Paraf atau tanda tangan dokter
-
ü   
Tidak tercantum dalam resep
(              )


2)   Scrining farmasetika
              Bentuk sediaan obat pada resep yaitu tablet parasetamol 250 mg, tablet CTM 4 mg, dan tablet GG 1 tablet. Ketika obat tersebut diserbukkan, sediaan diberikan dalam bentuk kapsul.
Khasiat obat pada resep : Paracetamol sebagai analgetik dan antiperotik yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menrunkan suhu tubuh (panas), CTM sebagai antihistamin atau anti alergi, dan GG sebagai ekspotorania meredahkan batuk berdahak


II.3  Uraian  Bahan
1.   Paracetamol  (FI.III. Hal : 649)

Nama Resmi
:
Paracetamol

Nama Lain
:
Asetamenofen

Pemerian
:
Serbuk  halus,  putih,  tidak  terbagi basa

Rumus Molekul
:
C8H9NO2.

Berat Molekul
:
151,16.

Kelarutan
:
Larut  dalam  air  mendidih 

Penyimpanan
:
Dalam  wadah  tertutup  rapat

Khasiat
:
Analgetik.

2. CTM  (FI.III. Hal : 153)

Nama Resmi
:
Chlorpheniramini maleas.

Nama Lain
:
Klorfeniramina  maleat 

Pemerian
:
Serbuk  hablur,  putih,  tidak  berbau

Rumus Molekul
:
C16H19C1N2  . C4H4O4.

Berat Molekul
:
390,87.

Kelarutan
:
Larut  dalam  4  bagian  air

Penyimpanan
:
Dalam  wadah  tertutup  baik

Khasiat
:
Antihistaminikum.

3. GG  (FI.III. Hal : 272-273)

Nama Resmi
:
Glycerylis Guaiacolas

Nama Lain
:
Gliseril Guaiakolat

Pemerian
:
Serbuk  hablur,  putih 

Rumus Molekul
:
C16H19C1N2  . C4H4O4.

Berat Molekul
:
198,22

Kelarutan
:
: Larut  dalam  air,  dalam  etanol (95%) P

Penyimpanan
:
Dalam  wadah  tertutup  rapat.

Khasiat
:
Ekspektoran.









II.4  Perhitungan Dosis
1)    Paracetamol 250 mg                           
     DM : 300 mg/ 4000 mg (FI. Edisi III. Hal 37)
S          : 3 × 1                        
n          : 25 tahun
1.     Dosis maksimal
Ø Sekali = 1 × 250 mg = 250 mg < 300 mg
Ø Sehari = 3 × 250 mg = 750 mg < 4000 mg
2.      Presentase
Ø  Sekali =  
          = 83,33 %      ≠ OD
Ø  Sehari =
        = 18,75 %     ≠ OD
2)   CTM 4 mg
         DM : -- / 40 mg (FI. Edisi III. Hal 153)
         S      : 3 × 1
         n      : 25 tahun
1.        Dosis maksimal
Ø Sehari = 3 × 4 mg = 12 mg < 40 mg
2.        Presentase
Ø  Sehari =
          = 30 %            ≠ OD
3)     GG 1 tablet
Keterangan    :
                         S = Aturan Pakai
                         n = Umur
II.5  Penimbangan Bahan
Rumus =
1)        Paracetamol
Dik. Dosis mg dalam resep               = 250 mg
 Dosis yang disediakan  = 500 mg
 Banyaknya sediaan        = 20 bungkus
Dit. Penimbangan.?
=
= 10 tablet
2)      CTM
Dik. Dosis mg dalam resep   = 4 mg
 Dosis yang disediakan      = 4 mg
 Banyaknya sediaan           = 20 bungkus
Dit. Penimbangan.?
     = 
3)    GG
1          tablet



BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1  Prosedur Kerja (Syamsuni 2005) :
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Setarakan Timbangan
3.      Timbang bahan satu-persatu
4.      Masukan gg ke dalam lumpang kemudian gerus hingga halus, tambahkan paracetamol sedikit demi sedikit digerus homogen
5.      Tambahkan CTM gerus kembali hingga homogen
6.      Bagi dala 20 bungkus kertas perkamen sama jumlah serbuknya
7.      Masukan ke dalam cangkang kapsul
8.      Masukan ke dalam sak plastik
9.      Beri etiket putih















BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, dilakukan percobaan pembuatan kapsul. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan.
     Indikasi paracetamol mengatasi nyeri ringan pada sakit kepala, sakit gigi, sakit haid, sakit pada otot, dan menurunkan demam. CTM sebagai antihistamin pada penyakit alergi. GG mengencerkan batuk berdahak.
Efek samping obat dalam resep yaitu, paracetamol demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait penyakit sebelumnya, luka, bintik-bintik di mulut dan di bibir. CTM bisa menyebabkan kantuk, sehingga dilarang minum CTM jika sedang bekerja ataupun mengendarai kendaraan, bisa membahayakan janin dalam trimester pertama. GG mengantuk dan mual.
     Pada perhitungan dosis untuk paracetamol terjadi OD didalam dosis sekalinya, hal ini dikarenakan dosis sekali yang berdasarkan umur (Rumus Dellling) lebih kecil dari pada dosis sekali yang tertera pada resep. Tetapi untuk dosis seharinya tidak terjadi OD.
     Cara kerja pada pratikum kali ini adalah ambil 10 tablet PCT dimasukan dimortir dan digerus, diambil 1 tablet GG dan 20 tablet CTM dan di masukan dimortir di gerus .Campur dan haluskan hingga homogen kemudian bagi menjadi 20 bungkus pada kertas perkamen dan di masukan kedalam cangkang kapsul. Setelah itu masukan kedalam sak obat dan diberi etiket putih karena pemakain oral atau diminum.
     Dalam resep ini dokter menulis resep dengan obat dan dosis yang bermaksud untuk pasien penderita penyakit demam disertai flu dan batuk.

BAB V
PENUTUP
IV.1  Kesimpulan
Dalam pratikum kali ini paracetamol mengatasi nyeri ringan pada sakit kepala, sakit gigi, sakit haid, sakit pada otot, dan menurunkan demam. CTM sebagai antihistamin pada penyakit alergi. GG mengencerkan batuk berdahak. Jadi dapat disimpulkan resep ini untuk pasien penderita penyakit demam disertai flu dan batuk.

IV.2  Saran
     Sebaiknya percobaan selanjutnya diharapkan kepada asisten laoratorium memberi intruksi kepada praktikan dengan baik tanpa membeda-bedakan, laboratorium farmasetika di lengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan agar percobaan berikutnya tidak kekurangan bahan dan alat, dan praktikum berjalan dengan baik.













DAFTAR  PUSTAKA

Anief, Moh. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anonim. 2007. Ilmu Resep Jilid I. Jakarta : Depkes.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta
Juliansyah, Risky.2016.Petunjuk Praktikum Farmasetika Dasar. stikes mw:kendari.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : EGC.




LAMPIRAN 1
Copy Resep
Apotek MALAYA
(Mandala Waluya)
Jl.A.H Nasution, Kec. Kambu. Kota Kendari
Apoteker : Nina Sumirna,Apt.
No. SIPA : 15/DKK/VI/2016/006

SALINAN RESEP
No. Resep          :  02
Dari Dokter       :  dr. Samsunar
Tanggal Resep   :  19 November 2006
Nama Pasien      :  Dian
Umur                   :  25 tahun
Alamat Pasien    : Jl. A.H Nasution Andonuhu Kendari
Tlpn/Hp Pasien : 082271300952

   R / Paracetamol               250  mg
                   CTM                          2  mg
                    GG                             1 tab
             m.f caps dtd      no. XX
             S.P.r.n caps       3 x maks dd






 
                                                             Kendari, 19 November 2016
                                                                              PCC


 

                                                                         Apotek
    
LAMPIRAN 2

Etiket
Apotek MALAYA
(Mandala Waluya)
Jl.A.H Nasution, Kec. Kambu. Kota Kendari
Apoteker : Nina Sumirna,Apt.
No. SIPA : 15/DKK/VI/2016/006
No. 02                                                                                   Tgl.19-11-2016
Nama: Dian (25 tahun)
3 × 1 sehari
Tablet
Kapsul
Serbuk
Sesudah / Sebelum Makan
Obat Dalam





LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIK I
KAPSUL

                               
                       
Disusun Oleh :
Kelas / Bacth / Kelompok  :   G 3 / B / I (Satu)
1.      NILU MADE SURYANI                                       (F201601131)
2.      WA ODE AZMILA RAKHMAN                          (F201601132)
3.      ELIS TRIWAHYUNI JUFRI                                (F201601133)
4.      RANDI ZAKRI                                                       (F201601134)
5.      FITRIA BAHNUD                                                  (F201601135)
6.      PIRDA                                                                      (F201601136)
7.      NURUL AMALIA SARUN                                   (F201601137)
8.      SITTI JAMILA                                                       (F201601138)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar